10/22/07

Filosofi China


Aku sering "terjatuh" bukan karena perkara-perkara besar, justru oleh perkara remeh temeh. Benar juga filosofo China, bukan gunung yang menjerembabkan, justru kerikil.


3 comments:

gibic said...

jatuh.. tapi jangan sampai ga bisa bangun lagi bang!! semangat aje ye... :D

Anonymous said...

Aku gak berani berpikir sendiri. maka kulemparkan keseseorang yang 'rela' disebut,yang 'tulus' dicerca; DARI KETIADAAN,SEGALANYA DICIPTAKAN,TIMBUL DARI TIDAK ADA,KEBERADAAN DILAHIRKAN.BEGITU DILAHIRKAN,SEGALANYA TERBUKA TERHADAP KEHIDUPAN,SEMUA KEHIDUPAN,BERSERAH KEPADA KETIADAAN.(sumber:The Tao of living on Purpose)

Anonymous said...

"Ya" sekaligus "Tidak". Simetris yang menawan bukan? he.he. Ya,karena Anda tidak memperhatikan sekeliling sehingga fokus hanya tertuju pada hal-hal yang mungkin saja/barangkali tak sedemikian mendasar. Sebagai analogi; Goliat sang perkasa akhirnya terkalahkan dengan remehnya oleh Daud si gembala domba. Persoalannya bukanlah pada sang perkasa yang tak melihat,tapi terlebih dia meng'enteng'kan lawannya. Maka jadilah se-sejati mungkin tanpa terkelabui oleh indera semata he.he...filosofis? Bukan itu. Tidak?,..jawaban berikutnya dapat Anda temukan nanti pada kerangka hipotesis dari seonggok daging yang semasa hidupnya pernah memaknai kata REVOLUSI!