10/5/07

KITA MENCATAT KEMARAU

Buat Ce

Saat itulah: saat kubaui mesiu segar
pada anak-anak rambut di tengkukmu
Bibirku menderak; retak, membeling gegar
kutancapkan merata di setiap pori jenjangmu

Kudengar lirihmu memanggil angin:
“Aku mau tidur, kau terus dekap aku, ya?”

Tapi ini kemarau, Ce, udara agak sangit
Sementara kita repot jinakkan dahaga
Halimun turun menirai pandang dari langit
Matahari bundar berkesumba

Kau dengar dengusku menyapa api?
“Indah, ya, barangkali. Kalau hidup berhenti saja di sini...”

26 Agustus 2002


No comments: